Generasi Awal Ulama Siroh Nabi Muhammad SAW
Oleh: Muhammad Wahidu Dahri
Sejauh ini, sumber pertama siroh Nabi SAW yang kita kenal adalah kitab siroh karya Ibnu Ishak yang ditransmisikan kepada kita melalui para muridnya di antaranya adalah Ibnu Hisyam. Karya dari kedua ulama inilah yang kemudian menjadi sumber rujukan penulisan siroh Nabi SAW hingga kemudian tiba di zaman kita sekarang ini.
Ibnu Ishak dan Ibnu Hisyam sejatinya merupakan sambungan dari mata rantai yang menghubungkan kita ke akar tradisi penulisan siroh Nabi SAW. Jika mata rantai tradisi penulisan siroh Nabi ini terus kita telusuri, maka kita akan tiba pada generasi para tabi’in. Meski terdengar agak spekulatif, tampaknya kita bisa menyatakan bahwa generasi inilah yang menjadi peletak dasar tradisi penulisan siroh yang kemudian merentang dari generasi demi generasi hingga di masa kita sekarang ini.
Mengingat besarnya jasa para ulama tersebut, maka tulisan ini bermaksud untuk menghidangkan secara ringkas mata rantai penulisan siroh nabawiyah dengan cara memaparkan biografi singkat dari para ulama terkemuka yang masuk dalam mata rantai tradisi penulisan siroh nabawiyah. Agar sesuai dengan urutan kronologis, di sini akan dibahas terlebih dahulu ulama-ulama generasi awal kemudian baru generasi sesudahnya, Insya Allah.
Generasi Pertama
Jika didasarkan pada tahun kelahiran, generasi pertama ini bermula sekitar tahun 20 H atau abad pertama Hijriyah. Generasi pertama ini sebagian besar adalah para tokoh dari kelompok tabi’in yang merupakan putra dari para sahabat besar. Sebagai putra sahabat besar, mereka belajar langsung dan mewarisi pengetahuan dari para ayah mereka. Termasuk dalam kelompok tersebut adalah para tokoh yang dekat dengan lingkungan keluarga Nabi SAW atau merupakan orang kepercayaan rumah tangga Nabi SAW. Berikut beberapa nama yang cukup terkenal.
- Aban bin Utsman
Beliau adalah putra dari menantu Nabi SAW sekaligus khalifah ketiga Utsman bin Affan yang lahir di Madinah sekitar tahun 20 H dan meninggal pada masa kekhalifahan Yazin bin Abdul Malik bin Marwan (101-105 H). Aban bin Utsman tumbuh dalam pengasuhan langsung ayahnya dan merupakan salah satu tokoh Tujuh Fuqoha Besar Madinah. Beliau banyak meriwayatkan hadis dari ayahnya dan para sahabat Nabi SAW seperti Sayidina Zaid bin Tsabit, Usamah bin Zaid, dll. Selain itu, beliau juga menjadi guru dari para ahli hadis dan fuqoha terkemuka seperti Muhammad bin Muslim bin Syihab Azzahri. Meski merupakan ahli hadis dan fuqoha jempolan, namun beliau lebih terkenal sebagai ahli maghozi dan siroh sehingga dikenal sebagai generasi ulama awal dalam bidang ini. Meski menjalani masa kehidupan yang panjang, namun kita tidak bisa menemukan karyanya, kita hanya bisa mengetahui pandangan dan jalur riwayat darinya melalui para muridnya. Tercatat, Imam Muslim, Imam at-Turmudzi, Imam Abu Dawud, Imam Ibnu Majah, meriwayatkan hadits darinya.
- ‘Urwah bin Zubair
Tokoh kedua dalam kelompok generasi pertama ini adalah ‘Urwah bin Zubair. Beliau termasuk sosok ulama yang berada dalam lingkar keluarga Nabi SAW karena Sayidah ‘Aisyah, istri Nabi SAW, merupakan bibinya. Ibu beliau adalah Asma’ binti Sayidina Abu Bakr, sedangkan ayahnya adalah Sayidina Zubair bin Awwam.
Beliau dilahirkan sekitar tahun 26 H di Madinah dan dididik langsung oleh bibi beliau, Sayidah ‘Aisyah, yang merupakan istri Nabi SAW yang banyak meriwayatkan hadis. Bersama dengan Aban bin Utsman, beliau merupakan salah satu dari Tujuh Fuqoha Besar Madinah.
Karena kedekatan dengan rumah tangga Nabi SAW, beliau dikenal memiliki pengetahuan yang menonjol dalam bidang siroh dan maghazi sehingga menjadi rujukan dari para ulama sezaman. Para ulama siroh terkemuka seperti Ibnu Ishak, Wakidi, Ibn Sa’ad, Thobari banyak merujuk pada beliau, terutama berkenaan dengan siroh Nabi SAW. beliau wafat pada tahun 94 H.
- Syurahbil bin Sa’ad
Agak sulit menemukan riwayat tokoh ini, namun beliau dikenal sebagai salah satu dari ulama pelopor penulis siroh Nabi SAW. Tumbuh di Madinah dan belajar dengan banyak sahabat seperti Sayidina Zaid bin Tsabit, Abu Hurairoh, Abu Sa’id al-Khudri, beliau adalah orang yang berhasil membuat data mengenai orang-orang yang berhijrah ke Madinah serta daftar nama para sahabat yang turut dalam perang Badr dan Uhud. Beliau wafat sekitar tahun 123 H.
- Wahab bin Munabih
Di antara ketiga tokoh generasi awal di atas, Wahab bin Munabih merupakan satu-satunya yang berasal dari luar Madinah. Beliau dilahirkan di San’a, Yaman, pada tahun 34 H. Perbedaan tempat lahir dan tumbuh ini secara tidak langsung menyiratkan bahwa pengkajian tentang siroh Nabi SAW tidak hanya terjadi di Madinah, namun juga terjadi di banyak tempat lain.
Meski dilahirkan di Yaman, banyak pendapat yang menyatakan bahwa beliau masih memiliki darah Persia dan dikenal mengetahui pengetahuan mendalam tentang kitab suci Yahudi dan Nashrani sehingga memiliki banyak riwayat Israiliyat. Beliau merupakan murid dari para sahabat seperti Abu Hurairah, Abdullah bin Umar bin Khattab, Abdullah bin Abbas, Abu Sa’id al-Khudri dan lain-lain.
Dengan pengetahuannya yang luas tentang Kitab Suci Yahudi dan Nashrani, beliau banyak menulis tentang riwayat Israiliyat. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Qishosul Anbiya. Karyanya yang lain berkaitan dengan kisah tentang permufakatan orang Makkah di Darun Nadwa untuk membunuh Nabi SAW, persiapan hijrah Nabi, dan kedatangan Nabi SAW di Madinah. Beliau meninggal pada tahun 110 H. (IZI)