Doa Pertanian
Salah satu dari inti ajaran Islam adalah senantiasa menyeimbangkan apa yang duniawi dan ukhrowi, ragawi dan ruhani, demikian juga usaha dan doa. Oleh karena itu, banyak sekali diajarkan doa-doa mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh dimensi kehidupan manusia.
Kita Adzkar karya Imam Nawawi merupakan salah satu khazanah literal pesantren yang memuat kumpulan doa-doa yang berasal dari Nabi SAW. Ini merupakan karya yang komprehensif dalam bidangnya karena mencangkup hampir semua amalan mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi hingga aktivitas-aktivitas lain seperti menjenguk orang sakit, amalan bagi anak yang terkena sakit panas, hingga pertanian.
Khusus untuk pertanian, dalam kitab Adzkar disebutkan bahwa ada beberapa riwayat mengenai doa yang pernah diucapkan Nabi SAW. Ketika salah seorang warga Madinah menunjukkan buah kurma yang pertama matang dari ladangnya, Nabi SAW berdoa,
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ ثَمَرِنَا ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ مَدِيْنَتِنَا ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ صَاعِنَا ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ مُدِّنَا
Allâhumma bârik lanâ fî tsamarinâ, wa bârik lanâ fi madînatinâ, wa bârik lanâ fî shâ‘ina, wa bârik lanâ fî muddinâ.
Artinya, “Tuhanku, berkatilah kami pada buah-buahan kami. Berkatilah kami pada kota kami. berkatilah kami pada gantang kami. berkatilah kami pada alat takar (mud) kami.”
Sedangkan dalam riwayat lain disebutkan Nabi SAW berdoa seperti berikut ini untuk memohon keberkahan hasil panenan:
بَرَكَةً مَعَ بَرَكَةٍ
Barakatan ma‘a barakatin
Artinya, “Semoga Allah menambah keberkahan berlipat ganda.”
Sedangkan ketika terdapat seorang warga yang mendatangi beliau SAW agar tidak mengalami gagal panen, Nabi SAW berdoa:
اَللَّهُمَّ كَمَا أَرَيْتَنَا أَوَّلَهُ فَأَرِنَا آخِرَهُ
Allâhumma kamâ araitanâ awwalahû, fa arinâ âkhirahû
Artinya, “Tuhanku, perlihatkanlah kepada kami hasil akhir cocok tanam kami sebagaimana Engkau memperlihatkan hasil awalnya.”
Tentu saja, masih banyak kitab-kitab lain yang membahas mengenai amalan-amalan khusus lengkap disertai dengan riyadhoh yang harus dilakukan. Lazimnya, kitab-kitab semacam itu diajarkan dalam momen khusus seperti pasan atau pengajian selama bulan Ramadhan.