Tarbiyah Uwaisiyah: Cara Para Pendiri NU Mendidik Para Pengikutnya
Bertempat di Kompleks SMA Ma’arif Kroya, pengurus MWC NU Kroya masa khidmah 2017-2022 telah resmi dilantik pada Ahad (1/4).
Dalam acara yang dirangkai dengan Harlah NU ke-95 NU tersebut, pembicara, K. H. Dr. Muhammad Tantawi, M.ag, Syuriah PCNU Magelang dan dosen UIN Sunan Kalijaga, mengingatkan kembali kepada pesan-pesan Hadrotusy Syaikh K. H. Hasyim Asy’ari bahwa siapa yang bersedia mengurus NU akan diakui sebagai santri Hadrotusy Syaikh.
Beliau menyatakan, “Pesan ini merupakan bentuk dari tarbiyah uwaisiyah. Yakni, tarbiyah ruhaniyah seperti halnya Rasulullah mentarbiyah Uwais al-Qarni. Jadi, para pengurus baru ini secara ruhaniyahnya ditarbiyah oleh Hadrotusy Syaikh.”
“Banyak dari pendiri NU yang memang memiliki kemampuan untuk melakukan tarbiyah uwaisiyah semacam ini. Beliau-beliau ini memiliki kemampuan untuk menghidupkan hati para santri, para pengikut, tanpa bertemu dengan mereka,” tambah beliau.
Beliau juga menyatakan penting bagi para pengurus baru untuk terlebih dahulu melakukan apa yang disebut sebagai ma’rifati nahdlatul ulama. “Ini penting karena tanpa mengetahui apa itu NU, para pengurus akan kurang memiliki motivasi dalam perjuangannya. Ma’rifat Nahdlatul Ulama juga berarti nderek kyai-kyai, nderek kitab-kitab mu’tabar,” tambah beliau.
Selain itu, beliau juga mengingatkan bahwa hal yang juga penting dilakukan sebagai garis perjuangan adalah ikhtiyar li ihyai ulumuddin atau usaha untuk menghidupkan ilmu-ilmu agama di masyarakat.
Terakhir, beliau juga menyinggung untuk tidak serampangan dalam mengadopsi paham-paham dan aliran dari luar yang belum tentu cocok dengan kondisi sosial dan politik di Indonesia.
“Semoga siang ini menjadi titik tolak bagi kemajuan NU khususnya di kecamatan Kroya. Semoga para pengurus dimudahkan dalam menjalankan khidmah,” pungkas beliau. (Ipg)