Perpisahan dan Pelepasan Kelas XII SMK Ma’arif Kroya

Ada yang berbeda pada hari ini (2/4) di SMK Ma’arif Kroya. Di halaman sekolah terpasang tenda berukuran cukup besar. Di sebelah depan tenda tersebut terdapat sebuah panggung. Sementara di sana-sini bertebaran ornamen gunungan wayang.

Suasana perlahan menjadi ramai ketika satu persatu undangan datang mengisi kursi-kursi yang telah disediakan. Wali murid, para kyai, tokoh masyarakat, pengurus yayasan, dan para kepala lembaga di lingkungan Yayasan Miftahul Huda Kroya turut menjadi saksi dan memberikan doa kepada para siswa kelas XII yang telah selesai menempuh ujian dan segera akan lulus.

Prosesi dimulai dengan munculnya barisan pasukan pedang pora yang dengan gagah mengiringi para lulusan. Pemandangan yang sungguh menarik. Dengan atasan berwarna merah dan bawahan putih, pasukan pedang pora berbaris rapi.

Kemudian, suara gending-gending pun mengalun. Bukan dari CD atau mp3, melainkan dimainkan secara live oleh para siswa SMK Ma’arif Kroya sendiri. Mereka ini adalah para peserta ekstrakulikuler karawitan yang beberapa tahun ini dikembangkan di SMK Ma’arif Kroya. Selain acara-acara sekolah, mereka juga kerap diundang untuk tampil dalam acara-acara di luar sekolah. Ini bukti bahwa meskipun sehari-hari mereka bergelut dengan teknologi, namun mereka tidak melupakan akar tradisi mereka.

Memang jika melihat aktivitas pengajaran di SMK Ma’arif Kroya, kita akan melihat hal yang berbeda dengan sekolah kejuruan lainnya. Selain sarana pengajaran dan praktek yang cukup lengkap, sekolah ini juga menyelenggarakan kegiatan ekstrakulikuler yang sangat beragam, ditambah lagi kurikulum dan nuansa keagamaan yang cukup kental. Terlebih, terdapat program-program tertentu yang terintegrasi dengan pesantren. Ini semua merupakan ikhtiyar untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya pintar dan trampil di bidangnya, namun juga berkarakter.

Ditemui secara terpisah, Kepala SMK Ma’arif Kroya, Ir. H. Fathurahman, menyatakan, “semua aktivitas yang kami lakukan di sekolah bertumpu pada pengembangan potensi peserta didik. Anak-anak muda seperti mereka memiliki energi berlebih sehingga sekolah berupaya untuk memberikan saluran pelepasan energi pada hal-hal yang positif. Alhamdulillah semua pihak menyambut baik ikhtiyar kami ini,” papar beliau.

Selain itu beliau juga menambahkan bahwa sebisa mungkin sekolahnya menampilkan karakter Nahdliyin karena selain bernaung dalam LP Ma’arif, sekolah juga bernaung pada Yayasan Miftahul Huda Kroya dan berada di lingkungan Pondok Pesantren Miftahul Huda. “Selain seni hadroh dan shalawat, seni karawitan saya kira juga dekat dengan kultur Nahdliyin karena para Wali Songo selain mengajarkan Islam juga mewariskan khazanah kesenian yang cukup kaya, termasuk tembang-tembang macapat dan wayang. Inilah semangat yang kami usung ketika menyelenggarakan kegiatan ekstrakulikuler seni tradisi,” tambahnya.

Hari semakin siang ketika prosesi pelepasan siswa sampai pada penghujungnya. Doa-doa dan harapan pun terlantun untuk para lulusan.

“Selamat kepada para siswa SMK Ma’arif. Pertahankan karakter maarif kalian. Kami berharap kalian bisa menjadi bagian dari kader-kader Nahdliyin yang siap menyongsong transfer teknologi di masa-masa yang akan datang,” tutup Kepala Sekolah.

Sementara itu, K. Najib Muhammad, Direktur Yayasan Miftahul Huda Kroya, mendoakan agar para siswa senantiasa dimudahkan untuk meraih keberhasilan. “Semoga para siswa bisa mewujudkan apa yang menjadi semboyan sekolah, yakni sukses. Sukses tidak hanya di dunia, namun juga sukses di akhirat.”

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: